Minggu, 02 April 2017

Pkl


TEKNIK BUDIDAYA TANAMAN SAWI (Brassica juncea L.)
DI DINAS PERTANIAN KOTA SURABAYA JAWA TIMUR.

PRAKTEK KERJA LAPANG



 OLEH :
WEGIAS KOGOYA
15,54211,0007

UNIVERSITAS MERDEKA SURABAYA
FAKULTAS PERTANIAN
PROGRAM STUDY AGROTEKNOLOGI
2017


KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah Yang maha kuasa, Atas segala nikmat dan karuniaNya yang dilimpahkan kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan penyusunan laporan praktek kerja lapangan dengan judul “ Teknik Budidaya Tanaman Sawi ’’ Di Dinas Pertanian Kota Surabaya, Jawa Timur.
Maksud dari penyusunan laporan praktek kerja lapang PKL ini adalah untuk memenuhi  salah satu syarat dalam rangka penyelesaian studi strata satu (S-1) Fakultas pertanian universitas merdeka Surabaya.
 Pada  kesempatan yang baik  ini penulis menyampaikan terima kasih kepada :
1.Bpk Ir. Bambang  wicaksono Hariyadi, M.Agr, Selaku Dekan Fakultas Pertanian Universitas
  Merdeka Surabaya 
2. Bpk Ir. Nurul Huda, M.Agr. Selaku Dosen Pembibing yang banyak memberikan masukan maupun pengarahan untuk penulisan ini.   
3. Rekan – rekan mahasiswa yang telah membantu baik langsung maupun yang tidak langsung dalam penyusunan ini.
Dalm penyusunan laporan ini, penulis mengharapkan kritik dan saran bersifat membangun demi perbaikan, semoga penulisan ini dapat berguna bagi semua pihak yang para membaca.

Surabaya, September  2016

Penulis                                                                                                                                                                                                                               


LEMBAR PENGESAHAN

Judul              : TEKNIK BUDIDAYA TANAMAN SAWI(Brassica Juncea L.)
DI DINAS PERTANIAN KOTA SURABAYA  JAWA TIMUR..



Nama                          : WEGIAS KOGOYA
Npm                            : 15542110007
Fakultas                     : PERTANIAN
Jurusan                      :  AGROTEKNOLOGI






Mengetahui :

Dekan                                                                                     Dosen pembibing



Ir. Bambang Wicaksono  Hariyadi, M.Agr                        Ir. Nurul Huda, M.Agr



    

DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR…………………………………..                   i
DAFTAR ISI……………………………………..............                 ii
          I.        PENDAHULUAN…………………………………      1
1.1     Latar Belakang…………………………….....               1
1.2     Tujuan PKL……………………………… .....               3
II .     TINJAUAN PUSTAKA……………………                   4
2.1     Klasifikasi botani Tanaman Sawi hijau.                      9
2.2     Syarat tumbuh Tanaman Sawi…………....                      9
2.3     Budidaya Tanaman Sawi………………….                    10
2.4     Manfaat / pasca panen sawi hijau...............                      15
2.5     Penanganan pasca panen.............................                     16
          III.      METODE PELAKSANAAN PKL………                     17
3.1     Tempat dan Waktu Penelitian……………..                     17
3.2     Jenis Penelitian…………………………….                    17
3.3     Metode Pengambilan Data…………………                   17
DAFTAR PUSTAKA...................................................                         18

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.         Latar belakang
Sawi merupakan tanaman sayuryang digemari oleh masyarakat Indonesia konsumennya mulai dari masyarakat kelas bawah hingga golongan masyarakat kelas atas dan mempunyai prospek yang sangat cerah, karena hasil panen tanaman sawi selalu laku dipasaran. Tidak hanya dipasar setempat, namun pemasarannya meliputi pasar daerah dan bahkan antar pulau dan juga bisa di ekspor ke luar negeri.
Indonesia ini memungkinkan dikembangkan tanaman sayur-sayuran yang banyak bermanfaat bagi pertumbuhan dan perkembangan bagi manusia. Sehingga ditinjau dari aspek klimatologis Indonesia sangat tepat untuk dikembangkan untuk bisnis sayuran. Manfat sawi sangat baik untuk menghilangkan rasa gatal di tenggorokan pada penderita batuk. Penyembuh penyakit kepala, bahan pembersih darah, memperbaiki fungsi ginjal, serta memperbaiki dan memperlancar pencernaan. Sedangkan kandungan yang terdapat pada sawi adalah protein, lemak, karbohidrat, Ca, P, Fe, Vitamin A, Vitamin B, dan Vitamin C.
Di Indonesia penyebutan sawi biasanya mengacupada sawi hijau, yang disebut juga sebagai sawi bakso, caisim, atau caisin; selain itu terdapat pula sawi puti (petsai) yang biasa dibuat sup atau diolah menjadi asinan. Jenis lain yang kadang-kadang disebut sebagai sawi hijau adalah sawi sayur (untuk membedakannya dengan caisim). Kailan (Brassica oleracea kelompok alboglabra ) adalah sejenis sayuran daun lain yang agak berbeda, karena daunnya lebih tebal dan lebih cocok menjadi bahan campuran mi goring.Sawi sendok (pacoy atau bok choy) merupakan jenis sayuran daun kerabat sawi yang mulai dikenal pulah dalam dunia boga Indonesia (Dwi Hartoyo, 2011).
Seorang geografis indonesia sangat tepat sebagai sentra tanaman sayuran diantaranya adalahsawi. Ditinjau dari klimatolagis, aspek teknis, aspek ekonomi,dan aspek sosialnya sangat mendukung, sehingga layak untuk diusahakan di Indonesia yang beriklim tropis, merupakan modal sumberdadaya alam yang luar biasa dimana aneka sayuran, buah dan tanaman pangan hingga aneka bungga dapat dibudidayakan sepanjang tahun. Survey BPS (2000), menunjukan sayuran di Indonesia, diantaranya bawang merah, kubis, sawi, wortel dan kentang berturut-turut 772818,1.336.410, 484.615, 326.693 dan 977.3459 ton pada total area seluas 291.192 Ha. Selanjutnya survey oleh Direktorat Tanaman sayuran, Hias dan aneka Tanaman, menunjukkan bahwa kebutuhan berbagai sayuran di 8 pasar swalayan di Jakarta  sekitar 766 ton per bulan, dimana sekitar 5 % nya adalah sayuran impor. Selama untuk kebutuhan benih sawi di dalam negeri yang mencapai 100 ton per tahun masih mengandalkan impor karena komoditas tersebut tidak bisa diproduksi di Indonesia yang beriklim trpis (Rizky,2002).
Sawi caisin (Brassica sinensis L.) Termasuk family Brassicaceae, daunnya panjang, halus, tidak berbulu, dan tidak berkrop. Sawi mengandung provitamin A dan asam askorbat yang tinggi.Tumbuh baik di tempatyang berhawa panas maupun berhawa dingin, sehingga dapat diusahakan dari dataran rendah sampai dataran tinggi.Biasanya dibudidayakan didaerah ketinggian 100-500 meter dpl, dengan kondisi tanah gembur, banyak mengandung humus,subur dan drainase baik.Tanaman sawi terdiri dari dua jenis yaitu sawi putih dan sawi hijau (Anonymous,2009-a).
Sutiyoso (2003), me   nyatakan kebutuhan sayur yang berkualitas semakinbanyak.Masyarakat menengah ke atas lebih memili membeli sayur di pasar swalayan yang menjadikan sayuran berkualitas tinggi. Namun kadang kala ketersediaan sayuran belum mampu memenuhi standar mutu yang ditetapkan pasar swalayan tersebut
.
1.2.         Tujuan (PKL)
Pelaksanaan Praktek Kerja Lapang (PKL) ini bertujuan untuk mengetahui secara nyata “TEKNIK BUDIDAYA TANAMAN SAWI” di polybag, Junit pelaksanaan teknis (UPT), pembibitan tanaman Dinas pertanian kota Surabaya.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Sebagian petani ada yang menanam benih sawi hijau secara langsung tanpa melalui persamaian, tetapi ada pula yang melakukan terlebih dahulu. Penanaman beni sawi hijau langsung di lapangan pada umunnya menghasilkan kondisi tanaman yang tumbuh tidak seragam. Akibatnya, jika dilakukan pemanenam serempakkan menghasilkan kualitas dan kuantitas panen yang relative rendah dan beragam. Dengan adanya persemaian diharapkan kejadian tersebut dapat dihindarkan. Dengan persemaian memungkinkan dilakukan seleksi untuk memperoleh tanaman yang sehat pertumbuhannya, lebih seragam, dan dipersiapkan untuk tahan dengan kondisi lapang. Tanaman yang tumbuh kecil, lemah, kurus, terserang penyakit, atau rebah dibuang. Bibit yang terpilih digunakan untuk tanam dilapang. Tanaman yang direncanakan untuk induk pembibitan harus dipisahkan dari tanaman yang tidak terpilih. Hal ini penting untuk mencegah terjadinya perkawinan silang, sedangkan selada dapat melakukan perkawinan mandiri dan silang (Haryanto.2007)
Sawi dapat ditanam didataran tinggi maupun didataran rendah (5-1.200 m dpl) Ketinggian tempat yang memberikan pertumbuhan optimal pada tanaman sawi adalah 100-500 m dpl. Namun demikian umumnya sawi diusahakan orang di dataran rendah. Tahap-tahap persemaian dan penanaman sawi sebagai berikut :
Semai benih sawi dapat wadah datar berisi media tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan 1:1 , jaga kelembapan wadah yang berisi media semai dengan melakukan penyiraman pada sore hari sehinga air siraman tidak menguap dan media tetap lembah, pindakan bibit semai kedalam pot perpanen yaitu setelah daun mulai bermunculah, kurang lebih perjumlah empat helai, media tanam yang digunakan samadengan mendia yang digunakan dalam persemaian, lakukan penyiraman secara intensif pada pagi dan sore hari penyiraman di lakukan dengan menggunakan gembor berlubang halus agar tanaman yang baru dipindahkan tidak rusak, penyulaman dilakukan jika ada tanaman yang mati atau pertumbuhanya terganggu. minimal seminggu, setelah tanaman di pindakan ke pot permanen agar diperoleh pertumbuhan yang serempak dan pemupukan dilakukan kurang lebih 10 hari setelah dipindah tanamkan.
Oleh karena yang akan di konsumsi adalah daunnya maka pupuk yang di berikan sebaiknya mengandung nitrongen tinggi. Pupuk yang mengandung nitrongen tinggi yaitu, pupuk kotoran ayam dengan dosis 200 / g/pot atau pupuk ompos organis hasil fermentasi (Suhendar. H.2007). Pada tanaman sawi hijau bisa mengunakan pupuk dasar untuk persemaian berupa pupuk kandang sebanyak 5 kg/m2. Pupuk dasar untuk areal tanaman berupa pupuk kandang 10-15 ton/ha dan pupuk urea 60 kg/ha. Pemberiannya dilakukan dengan cara dilurutkan dalam air kemudan disiram. Umur panen sawi hiijau antara 30-40 hari setelah penanaman. Sawi hijau dipanen dengan cara mepotong pangkal batangnya atau ada juga dengan cara dicabut (Primantoro.H. 2007)

Hama dan penyakit pada tanaman sawi seperti ulat tanah cara mengatasi hama adalah dengan melakukan pencegahan dengan cara tanitasi lahan secara benar dan bisa mengunakan cara pemberantasan mengunakan insektisida granuler dengan cara ditaburkan sedikit insektisida disamping pokok tanaman dengan dosis 0,3-0,4g/ tanaman atau 6 kg insektisida granul/ha, jenis granul yang dapat diaplikasikan diantaranya furadan 3G dan curate 3G. Ulat grayak merupakan serangga yang berwarna hijau kecoklatan dengan totol-totol hitam disetiap ruas buku badannya, akibat dari serangga hama inimenyebabkan daun pada tanaman berlubang. Cara mencengah tibulnya serangga hama ini dengan cara melakukan sanitasi lahandengan baik dan memasang perangkap kupu-kupu dibeberapa tempat, perangkap ini dapat dibuat dari botol-botol bekas air mineral yang diolesi dengan produk semacam lem dengan merek dagang crerryGlue. Lem ini mengandung hormone  sekspemanggil kupu-kupu, dan cara pemberantasan pada hama ini bisa menggunakan cara melakukan penyemprotan mengunakan insektisida yang tepat, insektisida yang dapat digunakan antara lain matador 25 EC, Curacron 500 EC dan Buldok 25 EC (Sutardji. 2008)

Media tumbuh mempunyai peranan penting dalam memenuhi berbagai perlakuan kebutuhan hidup tanaman yaitu memberi dukungan mekanik dengan menjadi tempat berjangkarnya akar, menyediakan ruang untuk pertumbuhan dan perkembangan akar, serta menyediakan unsur hara untuk respirasi, air dan hara. Media tumbuh yang umum digunakan dalam Pembibitan adalah tanah lapisan atas (top soil). Top soil tersusumn atas komposisi alamiah dengan kandungan mineral yang sangat berguna bagi tanaman. Namun terdapat beberapa kelemahan daripenggunaan top soil sebagai mediah sapih, diantaranya media sapih lekas menjadi padat, aerasi kurang baik karena mengandung bahan organik sedikit dan ketersediaan unsur hara tertentu bagi tanaman yang kurang. Selain itu kelemahan penggunaan tanah sebagai media bibit adalah banyaknya kandungan pathogen, sehingga sering dihadapi masalah penyakit. Oleh karena itu diperlukan adanya   media tambahan atau media pengganti yang mempunyai sifat lebih baik untuk pertumbuhan tanaman (Sutardji.2008)
Penggunaan bahan organik seperti serbuk sabut kelapa, serbuk gergaji, gambut, atau arang sekam padi sebagai media tambahan atau pengganti top soil diketahui dapat menambah ketersediaan unsur hara di dalam tanah, memperbaiki struktur tanah, meningkatkan kapasitas tukar kation, memperbesar kemampuan tanah untuk menahan air, membantu mengurangi toksinitas, ion aluminium, meningkatkan draenasi dan aerasi tanah serta memperbaiki aktifitas mikroorganisme tanah. Manfaat penggunaan media organik yang penting lainnya adalah untuk mencengah semakin berkurangnyna lapisan top soil yang subur dan mengurangi penggunaan bahan yang dapat merusak tanah (Putri.K.P dan Nurhasybi.2010)
Sekam merupakan sumber bahan organik yang mudah didapat yang berpotensi untuk dimanfaatkan sebagai bahan pembawa pupuk hayati. Sekam padi merupakan bahan organik yang berasal dari limbah pertanian yang menggndung beberapa unsur penting seperti protein kasar, lemak, serat kasar, karbon, hidrogen, oksigen dan silica. Hasil analisis media tumbuh inokulan zeolit dan arang sekam menunjukkan bahwa kandungan C organik zeolit rendah, sedangkan arang sekam padi tinggi, N total keduanya rendah P dan K total zeolit sangat tinggi sedangkan arang sekam sangat rendah. Kapasitas tukar kation arang sekam padi lebih tinggi daripada zeolit. Kemasaman atau pH zeolit agak basa, sedangkan pH arang sekam padi netral (Nurbaity.A.2011)
Sayuran sawi hijau banyak dikonsumsi masyarakat indonesia karena banyak mengandung vitamin dan kaya akan serat.       Namun dalam budidaya sawi, keterbatasan hara ditanah menjadi masalah. Salah satu unsur hara yang sangat dibutuhkan tanaman sawi hijau adalah nitrogen. Nitrogen pada tanaman merupakan unsur hara makro yang penting bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman, tetapi ketersediaannya dalam tanah berbatas sebab itu untuk mengatasi kekurangan N pada tanaman, perlu dilakukan pemupukan. Namun unsur nitrogen yang tersedia untuk tanaman dipengaruhi oleh berbagai faktor, salah satu faktor adalah gulma. Gulma dapat menurunkan produksi sawi dan mengakibatkan kualitas sawi jelek.
2.1. Klasifikasi botani tanaman sawi hijau
Menurut klasifikasi dalam sistematika tumbuhan tanaman sawi hijau termasuk kedalam :
Divisi               : Spermartophyita
Sub division    : Angiospermae
Kelas               : Dicotyledonae
Ordo                : Papavorales
Famili              : Cruciterae atau Brassicaae
Genus              : Brassica
Spesies            : Brassica juncea L
(Rukmana, 2003)

2.2. Morfologi tanaman sawi hijau
1. Akar
Sistem perakaran tanaman sawi hijau yaitu akar tunggang (radix primaria) menyebar ke semua arah pada kedalaman antara 30-50 cm (Rukmana, 2003)
2. Batang
Batang tanaman sawi hijau berupa batang yang pendek  dan beruas-ruas sehingga hampir tidak kelihatan (Haryanto, 2001)
3. Daun
Daun tanaman sawi hijau berupa daun yang bersayap, bertangkai panjang dan bentuknya pipih serta berwarna hijau (Rukmana, 2003)


4. Bunga
Bunga tanaman sawi hijau tersusun dalam tangkai bunga (inflorescentia) yang tumbuh memanjang (tinggi) dan bercabang banyak tipe kuntumnya terdiri atas empat helai kelopak, empat helai mahkota bunga yang berwarna kuning cerah, empat helai benang sari dan satu buah putik yang berongga dua (Haryanto, 2001)
5. Buah
Buah tanaman sawi hijau berupa buah dengan tipe polong yang bentuknya memanjang dan berongga tiap buah (polong) berisi 2-8 butir biji sawi hijau (Rukmana, 2003)
6. Biji
Biji tanaman sawi hijau bentuknya bulat kecil berwarna coklat atau coklat kehitam-hitaman (Rukmana, 2003)
2.3. Budidaya tanaman sawi hijau
Cara menanam sawi sesungguhnya tak berbeda jauh dengan budidaya sayuran pada umumnya. Budidaya konvesional di lahan meliputi proses pengolahan lahan, penyiapan benih, teknik penanaman, penyediaan pupuk, dan pestisida, serta pemeliharaan tanaman. Sawi dapat ditanam secara monokultur maupun tumpang sari. Tanaman yang ditumpangsarikan antara lain : bawang daun, wortel, bayam, kangkung darat. Sedangkan menanam benih sawi ada yang secara langsung tetapi ada juga melalui pembibitan terlebih dahulu. Berikut ini akan dibahas teknik budidaya sawi secara konversional dilahan.
A . Pembenihan
Benih merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan usaha tani. Benih yang baik akan menghasilkan tanaman yang tumbuh dengan bagus. Kebutuhan benih sawi untuk setiap hektar lahan tanam sebesar 750 gram. Benih sawi berbentuk bulat kecil-kecil. Permukaannya licin mengkilap dan agak keras. Warna kulit benih coklat kehitaman. Benih yang akan kita gunakan harus mempunyai kualitas yang baik, seandainya beli harus kita perhatikan lama penyimpanan, varietas, kadar air, suhu dan tempat menyimpannya. Selain itu juga harus memperhatikan kemasan benih harus utuh. Kemasan yang baik adalah dengan alumunium foil.
Apabila benih yang kita gunakan dari hasil penanaman kita harus memperhatikan kualitas benih itu, misalnya tanaman yang akan diambil sebagai benih harus berumur lebih dari 70 hari. Dan penanaman sawi yang akan dijadikan benih terpisah dari tanaman sawi yang lain. Juga memperhatikan proses yang akan dilakukan misalnya dengan dianginkan, tempat penyimpanan dan diharapkan lama penggunaan benih tidak lebih dari 3 tahun.
B. Pengolahan tanah
Pengolahan tanah secara umum melakukan pengemburan dengan pembuatan bedengan. Tahap-tahap pengemburan yaitu pencangkulan untuk memperbaiki struktur tanah dan sirkulasi udara dan pemberian pupuk dasar untuk memperbaiki fisik serta kimia tanah yang akan menambah  kesuburan lahan yang akan kita gunakan. Tanah yang hendak digemburkan harus dibersihkan dari berbatuan, rurumputan, semak atau pepohonan yang tumbuh. Dan bebas dari daerah ternaungi, karena tanaman sawi suka pada cahaya matahari secara langsung. Sedangkan kedalaman tanah yang dicangkul sedalam 20-40 cm. Pemberian pupuk organik sangat baik untuk penyiapan tanah. Sebagai contoh pemberian pupuk kandang yang baik yaitu 10ton/ha. Pupuk kandang diberikan saat pengemburan agar cepat merata dan bercampurdengan tanah yang akan kita gunakan. Bila daerah yang mempunyai pH terlalu rendah (asam) sebaiknya dilakukan pengapuran. Pengapuran ini bertujuan menaikkan derajad keasam tanah, pengapuran ini dilakukan jauh-jauh sebelum penanaman benih, yaitu kira-kira 2-4 minggu sebelumnya. Sehingga waktu baik  dalam melakukan pengemburan tanah yaitu 2-4 minggu sebelumnya lahan hendak ditanam. Jenis kapuryang digunakan adalah kapur kalsit (CaC03) atau dolomit (CaMg(C03)2).
C. Pembibitan
Pembibitan dapat dilkukan bersamaan dengan pengolahan tanah untuk penanaman. Karena lebih efisien dan benih akan lebih cepat berhadaptasi terhadap lingkungannya. Sedang ukuran bedengan pembibitan yaitu lebar 80-120 cm dan panjangnya 1-3 meter. Curah hujan lebih dari 200 mm/bulan, tinggi bedengan 20-30 cm. Dua minggu sebelum ditabur benih, bedengan pembibitan ditaburi dengan pupuk kandang lalu di tambah 20 gram urea, 10 gram TSP, dan 7,5 gran Kcl. Cara melakukan pembibitan ialah sebagai berikut : benih ditabur, lalu ditutupi tanah setebal 1-2cm, lalu disiram dengan sprayer, kemudian diamati 3-5 hari benih akan tumbuh setelah berumur 3-4 minggu sejak disemaikan tanaman dipindakan ke bedengan.


D. Penanaman
Bedengan dengan ukuran lebar 120 cm dan panjang sesuai dengan ukuran petak tanah. Tinggi bedeng 20-30 cm dengan jarak antar bedeng 30 cm, seminggu sebelum penanaman dilakukan pemupukan terlebih dahulu yaitu pupuk kandang 10 ton/ha,TSP 100 kg/ha, Kcl 75 kg/ha. Sedang jarak tanam dalam bedengan 40 x 40 cm, 30 x 30 dan 20 x 20 cm. Pililah bibit yang baik, pindahkan bibit dengan hati-hati, lalu membuat lubang dengan ukuran 4-8 x 6-10 cm.
Semprot dengan larutan POC Warung Tani 1 dosis 10ml/lt air, WT Bakterisida dosis 10 ml/lt air, WTTrico/Glio dosis 10ml/lt air.
E. Pemeliharaan
Pertama-tama yang perlu diperhatikan adalah penyiraman, penyiraman ini tergantung pada musim bila musim penghujan dirasa berlebih maka kita perlu melakukan pengurangan air yang ada,tetapi sebaliknya bila musim kemarau tiba kita harus menambah air demi kecukupan tanaman sawi yang kita tanam. Bila tidak perlu panas penyiraman dilakukan sehari cukup sekali sore atau pagi hari.  Penjerangan dilakukan 2 minggu setelah penanaman. Cara dengan mencabut tanaman yang tumbuh terlalu rapat. Penyuluman ialah tindakan pengantian tanaman ini dengan tanaman baru. Cara sangat mudah tanaman yaitu tanaman yang mati atau terserang hama dan penyakit diganti dengan tanaman yang baru.
Penyiangan biasanya dilakukan 2-4 kali selama masa pertanaman sawi, disesuikan dengan kondisi keberadaan gulma pada bedeng penanaman. Biasanya penyiangan dilakukan 1 atau 2 minggu setelah penanaman. Apabila perlu dilakukan pengemburan dan pengguludan bersamaan dengan penyiangan. Pemupukan tambahan diberikan setelah 3 minggu tanam, yaitu dengan urea 50 kg/ha. Dapat juga dengan satu sendok the sekitar 25 gram dilarutkan dalam 25 liter air dapat disiramkan untuk 5 m bedengan

F. Pemberantasan  Hama dan penyakit
1. Hama.
Dari pengalaman maspary ada beberapa hama tanaman sawi yang perlu diperhatikan, akan tetapi hama-hama tersebut mudah dikendalikan. Beberapa hama yang perlu diwaspadai pada budidaya sawi hijau antara lain Ulat titik tumbuh (Crocidolomia binotalis Zell.). Ulat tritip (Plutella maculipennis).Siput (Agriolimas sp.).Ulat Thepa javanica.Cacing bulu (cut worm).
Hama-hama diatas bisa dikendalikan dengan berbagai insektisida golongan sipermetrin seperti buldok, matador atau decis. Atau menggunakan insektisida biologi atau nabati yang ada disekitarnya.
2. Penyakit
Selain rawan terserang hama tanaman sawi juga mudah terserang penyakit pada saat musim hujan. Beberapa penyakit yang biasa menyerang tanaman sawi hijau adalah Penyakit akar pekuk.Bercak daun alternaria. Busuk basah (soft root). Penyakit embun tepung (downy mildew). Penyakit rebah semai (dumping off). Busuk daun.busuk Rhizoctonia (bottom root). Bercak daun.Virus mosaik.
Untuk mengendalikan berbagai penyakit pada tanaman sawi menurut pengalaman maspary cukup dengan menjaga kondisi kelembaban dan genangan air saja. Jika cuaca curah hujan tinggi sebaiknya tanaman sawi kita naungi dengan plastik sedangkan jika kondisi lahan mudah tergenang sebaiknya kita buat guludan yang agak tinggi.


G. Panen
Dalam hal pemanenan yang penting sekali diperhatikan umur panen dan cara panennya. Umur panen sawi paling lama 70 hari. Paling pendek umur 40 hari. Terlebih dahulu melihat fisik tanaman seperti warna, bentuk dan ukuran daun. Cara panen ada dua macam yaitu mencabut seluruh tanaman beserta akarnya dan dengan memotong bagian pangkal batang yang berada diatas tanah dengan pisau tajam.
2.4. Manfaat / pascapanen tanaman sawi hijau
Sayur-sayuran tentunya sangat bermanfaat terhadap tubuh kita selain kaya akan serat dan vitamin, tentunya juga dapat mencengah berbagai penyakit seperti sayuran sawi hijau yang bernama latin Brassicajuncea ini termasuk kedalam terdapat family (curcifarae) nama local untuk sayuranini beragam di setiap daerah seperti di daerah kabupaten karo suran ini disebut dengan sayur manis sawi atau sayur ini merupakan tanaman semusim yang berdaun lojong, halua dan tidak berbuluh batang tanaman sawi hijau pendek dan langsing ia mempunyai akar tujanggan dengan banyak akar samping yang pendek ukuran kuntum bunganya kecil dengan berwarnah hitam kecoklatan serta terdapat dalam kedua sisididing sekat plong yang gemuk.
            Ada dua jenis sawi hijau yang popular, yaitu sawi hijau dan sawi putih keduanya banyak memiliki manfaat yang tidak terduga dahulu saat saya masih kecil, ketika saya makan bakso dan mie ayam, saya sering memingirkan sawi hijau ini, dan malas untuk memakan sekarang setelah tau khasiatnya, saya menjadi tidak mau menyia-nyiakan sayuran hijau kaya manfaat ini.
            Sawi hijau mampu membantu mencengah osteoporasi karena kandungan vitamin K dan sawi hijau dapat mengatur protein tulang dan kalsium di dalam tulang. Kandungan kalsium pada sawi hijau juga menurut kadar kolesterol dan mencengah diabetes mellitus sawi hijau juga mengandung niasin yang berfungsi memperkecil proses aterosklerosis dan akhirnya menurunkan kemungkinan terjadinya seranga jantung sawi hijau juga dapat menjaga kornea agar mata selalu sehat dengan adanya vitamin A membuat sel epitel akan mengeluarkan kratin yaitu protein yang tidak larut dalam air.

2.5. Penanganan pasca panen
Pasca panen tanaman yang baru dipanen, ditempatkan tempat yang teduh agar tidak cepat laju dengan cara diperciki  air selanjutnya lakukan sortasi untuk memisahkan bagian tanaman yang tua busuk atau, sakit penyimpanan bisa mengunakan wadah berupa keranjang bambu, plastic, atau karton yang berlubang-lubang menjaga sirkulasi udarah pasca panen sawi hijau yang perlu diperhatikan adalah :
1. Pencucian dan pembuangan kotoran.
2. Sortasi.
3. Pengemasan.
4. Penyimpanan.
5. Pengolahan.    
         

BAB III
METODE PELAKSANAAN PKL

3.1.         Tempat dan waktu Pelaksanaan
Praktek kerja lapangan (PKL),ini dilakukan unit pelaksanaan teknis (UPT) pebibitan tanaman di dinas prtanian kota Surabaya. Pelaksanaan dimulai pada bulan September sampai dengan nopember 2016.
3.2.      Teknis Penelitian
Teknis pelaksanaan dalam praktek kerja lapangan (PKL) ini adalah pelaksanaan deskriptis, yaitu pelaksanaan yang dilakukan budidaya tanaman sawi oleh unit pelaksanaaan teknis (UPT) di dinas pertanian kota Surabaya.
3.3.      Metode Pengambilan Data
Metode yang digunakan untuk pengambilan data dalam pelaksanaan praktek kerja lapangan ini antara lain adalah :
·         Observasi yaitu mengamati secara langsung dilapangan
·         Wawancara yaitu dengan melakukan wawancara kepada; Karyawan / petugas di dinas pertanian Kota Surabaya.
·         Mengumpulkan informasih dari buku atau perpustakaan


  
IV. KEADAAN UMUM DAERAH

4.1.         LetakdanTopografi
Secara administrative kebun pebibitan Unit Pelaksanaan Teknis (UPT) Dinas Pertanian Kota Surabaya tersebut terletak di Jl. Pagesangan II-56 Kelurahan pagesang  an, Kecamatan Gayungan, Kota madya Surabaya, Propinsi JawaTimur.
Kebun pebibitan tersebut berbatasan dengan wilayah kelurahan – wilayah kelurahan sebaga iberikut :
Sebelah Utara                 :Kelurahan Jambangan          
Sebelah Selata                :Kelurahan Dukuh Menanggal
Sebelah Barat                 :Kelurahan Karah
Sebelah Timur                :Kelurahan Ketintang
Secara topografi Kebun Pmebibitan UPT Pertanian Kota Surabaya ini merupakan daerah datar dengan ketinggian tempat kurang lebih 1-3 meter diatas permukaan laut dan berada di bagian selatan Kota Surabaya.
Kemeringan lereng di kota Surabaya dikategorikan menjadi dua, yaitu datar  (0-
8% danlandai (8-15%). Secara umum kota Surabaya didominasi kelas kemeringan lereng datar (0-8%) sebesar 79% dan 21% dengan kelas kemeringan lereng landai (8-15%) dari total luasan wilayah Surabaya (Dinas Pertanian Kota Surabaya, 2010).

4.2          Iklimdan Tanah
Kebun UPT Pembibitan Dinas Pertanian Kota Surabaya terletak pada ketinggian kurang lebih 3 (tiga) meter diatas permukaan laut dengan iklim tropis daerah pesisir pantai, sehinggah temperature cenderung panas berkisar antara 24°C-34°C. Surabaya beriklim tropis dengan perbedaan musim kemarau dan musim penghujan yang sangat signifikan.
Kondisi geofisik kawasan  Kota Surabaya terletak di dataran rendah  dan sebagian besar memiliki jenis tanah alluvial. Jenis alluvial ini dapan dari lumpur sungai yang  menjadikan tanah bersifa tsubur dan cocok untuk pertanian. Topografinya memiliki ketinggian tanah yang datar yaitu berkisar antara  0-20 meter diatas permukaan laut. Ada tiga sungai utama yang menpunyai peran penting dan ditunjang adanya beberapa waduk dan telaga di Kecamatan Kota Surabaya, yaitu Kali Mas, Kali Surabaya, dan Kali Jagir.
Curah hujan merupakan unsur yang sangat berpengaruh terhadap ketersediaan air dan pertumbuhan tanaman.Secara umum Kota Surabaya beriklim tropis yang ditandai oleh dua musim, yaitu musim kemarau dan musim penghujan, seperti bagian wilayah lain di Indonesia yang berada di selatan garis Katulistiwa. Ik;lim di daerah ini dipengaruhi oleh perbedaan yang signifikan antara musim hujan dan kemarau.
Kriteria Bulan Basah dan BulanKering (sesuai dengan criteria Mohr) Bulan Basah yaitu bulan dengan curah hujan > 100 mm, Bulan Lembab yaitu bulan dengan curah hujan antara 6 – 100 mm, dan Bulan Kering yaitu bulan dengan curah hujan< 60 mm. Berdasarkan grafik stasiun BMKG Juanda, pada tahun 2013, Bulan Basah (BB) terjad iselama bulan Januari, Februari, maret, April, Mei, Juni, Desember,  sedangkan Bulan Kering (BK) terjadi selama bulan Juli, Agustus, September, Oktober, dan November, sedangkan pada tahun 2014, Bulan Basah (BB)  terjadi selama bulan Januari, Februari, Maret, April, Mei, Juli, September, Oktober, November, dan Desember, dimana Bulan Lembab (BL) terjadi hanya pada bulan Juni serta Bulan Kering (BK) terjadi hanya pada bulan Agustus.

4.3 KebunPembibitan UPT DinasPertanian Kota Surabaya
Luas wilayah kantor dan kebun pembibitan Unit Pelaksana Teknis (UPI) kota Surabaya kurang lebih lima (5) hektar, yang terbagi kurang lebih dua (2) hektar kebun pembibitan Tanaman, satu (1) hektar pembibitan dan percontohan peternakan dan perikanan, setengah (0,5) hektar areal bangunan perkantoran dan laboratorium, setengah (0,5) hektar Gren House (Rumah Kaca) dan (1) hektar lebih kebun percontohan Mini Agro.
Kebun Mini Agro difungsikan sebagai sarana pembelajaran (edukatif) bagi seluruh masyarakat Surabaya ataupun daerah kota kabupaten lainnya, di Mini Agro, diajarkan bagimana cara bercocok tanam, beternak, budidaya perikanan darat yang baik benar dan praktis serta dengan biaya yang efisien (menguntungkan) dan se-efektif (tepatguna) mungkin.
Di kebun pembibitan UPT Dinas pertanian kota Surabaya, jug amelakukan pengembangan kultur jaringan untuk beberapa tanaman Hortikultura, seperti tanaman pisang, anggrek dan lain-lain. Disamping itu, tugas pokoku tamanya, yaitu melakukan pembinaan, pengembangan, penyuluhan dan bantuan baik dibidang ilmu pengetahuan dan rekayasa maupun teknis pada beberapa kelompok tani dan kelompok masyarakat lainnya.

DAFTAR PUSTAKA

Anonymous,  2009 Budidaya Sawi Semi Organik. Dalam http// Jambi.litbag. deptan.go.id .Balai pengkajian pertanian Jambi
Anom, Edison. 2008. Efek pemberian tricho.-kompos jerami padi terthadap Pertumbuhan produksi sawi hijau (Brassica junce L.) SAGU Vol. 7 N0.2 :  Hal. 7-  12.
Anonymous, 2007. Budidaya sawi dalam http.//id.search.yahoo.com/search.
Anwar, Aswaldiet al.2005. Pembenian sayuran di Indonesia: kondisi terkini dan prospek
Arief, 1990. Hortikultura. Tanaman buah dan sayuran . Andi offset. Yogyakarta. 95 Hal.
Bisnis benih sayuran, Indonesia Vegetable  Seeds: Bul. Agron.Vol.33 N0.1 :Hal 38-47.
Dwi Hartoyo, 2011. Budidaya Sawi (Brassica sp). Dalam  http://htysite.co/budidayasawi.htm
Hanolo, 1995. Tanggapan selada dan sawi terhadap dosis dan cara pemberian pupuk hijau Cair jurnal agrotropika vol. (1); 25-29
Harjadi, S.S 1996. Pengantar Agronomi. PT  Gramedia pustaka utama : Jakarta
Haryanto, Eko dkk. 1995.sawi dan selada. Penebar swadaya: Jakarta.
Herman S, et all. 2008. Kapasiutas petani dalam mewujudkan keberhasilan usaha pertanian:
Kasus petani satyur di Kabupten Pasuruan dan Kabupaten Malang Provinsi Jawa Timur Iurnal penyuluhan Vol.  4 No. 1: Hal. 11-20.
Karida, ketut  I. 2000. Bercocok tanaman sawi. Gramedia: Jakarta. Rahardi, F. 2014. Agribisnis tanaman sayur. Penebar swadaya: Jakarta.
Pimantaro, H. 1996. Memupuk tanaman buah. Cetaka I. penebar swadaya. Jakarta.
Rukmana, R.H.1994. Bercocok tanaman Pai Tsai dan sawi, Kanisius Jakarta. 15 Hal.
Rizki, 2002. INFO HOLTIKULTURA dalam http://www.langitlangitcom/mod.php.
Sri Setyati, H. 2002. Pengantar agronomi. PT Gramedia pustaka utama. Jakarta.