TEKNIK
BUDIDAYA TANAMAN SAWI (Brassica juncea L.)
DI
DINAS PERTANIAN KOTA SURABAYA JAWA TIMUR.
PRAKTEK KERJA LAPANG
OLEH :
WEGIAS KOGOYA
15,54211,0007
UNIVERSITAS MERDEKA SURABAYA
FAKULTAS PERTANIAN
PROGRAM STUDY AGROTEKNOLOGI
2017
KATA
PENGANTAR
Dengan
mengucapkan puji syukur kehadirat Allah Yang maha kuasa, Atas segala nikmat dan
karuniaNya yang dilimpahkan kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan
penyusunan laporan praktek kerja lapangan dengan judul “ Teknik Budidaya Tanaman
Sawi ’’ Di Dinas Pertanian Kota Surabaya, Jawa Timur.
Maksud
dari penyusunan laporan praktek kerja lapang PKL ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat dalam rangka penyelesaian
studi strata satu (S-1) Fakultas pertanian universitas merdeka Surabaya.
Pada kesempatan yang baik ini penulis menyampaikan terima kasih kepada :
1.Bpk
Ir. Bambang wicaksono Hariyadi, M.Agr,
Selaku Dekan Fakultas Pertanian Universitas
Merdeka Surabaya
2.
Bpk Ir. Nurul Huda, M.Agr. Selaku Dosen Pembibing yang banyak memberikan
masukan maupun pengarahan untuk penulisan ini.
3.
Rekan – rekan mahasiswa yang telah membantu baik langsung maupun yang tidak
langsung dalam penyusunan ini.
Dalm
penyusunan laporan ini, penulis mengharapkan kritik dan saran bersifat membangun
demi perbaikan, semoga penulisan ini dapat berguna bagi semua pihak yang para
membaca.
Surabaya,
September 2016
Penulis
Judul : TEKNIK BUDIDAYA TANAMAN SAWI(Brassica Juncea L.)
DI DINAS PERTANIAN KOTA SURABAYA
JAWA TIMUR..
Nama : WEGIAS KOGOYA
Npm : 15542110007
Fakultas : PERTANIAN
Jurusan : AGROTEKNOLOGI
Mengetahui :
Dekan Dosen
pembibing
Ir. Bambang Wicaksono Hariyadi, M.Agr Ir. Nurul Huda, M.Agr
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR………………………………….. i
DAFTAR
ISI…………………………………….............. ii
I. PENDAHULUAN………………………………… 1
1.1 Latar Belakang……………………………..... 1
1.2 Tujuan PKL……………………………… ..... 3
II . TINJAUAN PUSTAKA…………………… 4
2.1 Klasifikasi botani Tanaman Sawi hijau…. 9
2.2 Syarat tumbuh Tanaman Sawi………….... 9
2.3 Budidaya Tanaman Sawi…………………. 10
2.4 Manfaat / pasca panen sawi hijau............... 15
2.5 Penanganan pasca panen............................. 16
III. METODE PELAKSANAAN PKL……… 17
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian…………….. 17
3.2 Jenis Penelitian……………………………. 17
3.3 Metode Pengambilan Data………………… 17
DAFTAR PUSTAKA................................................... 18
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang
Sawi
merupakan tanaman sayuryang digemari oleh masyarakat Indonesia konsumennya
mulai dari masyarakat kelas bawah hingga golongan masyarakat kelas atas dan
mempunyai prospek yang sangat cerah, karena hasil panen tanaman sawi selalu
laku dipasaran. Tidak hanya dipasar setempat, namun pemasarannya meliputi pasar
daerah dan bahkan antar pulau dan juga bisa di ekspor ke luar negeri.
Indonesia
ini memungkinkan dikembangkan tanaman sayur-sayuran yang banyak bermanfaat bagi
pertumbuhan dan perkembangan bagi manusia. Sehingga ditinjau dari aspek
klimatologis Indonesia sangat tepat untuk dikembangkan untuk bisnis sayuran.
Manfat sawi sangat baik untuk menghilangkan rasa gatal di tenggorokan pada
penderita batuk. Penyembuh penyakit kepala, bahan pembersih darah, memperbaiki
fungsi ginjal, serta memperbaiki dan memperlancar pencernaan. Sedangkan
kandungan yang terdapat pada sawi adalah protein, lemak, karbohidrat, Ca, P,
Fe, Vitamin A, Vitamin B, dan Vitamin C.
Di
Indonesia penyebutan sawi biasanya mengacupada sawi hijau, yang disebut juga
sebagai sawi bakso, caisim, atau caisin; selain itu terdapat pula sawi puti
(petsai) yang biasa dibuat sup atau diolah menjadi asinan. Jenis lain yang
kadang-kadang disebut sebagai sawi hijau adalah sawi sayur (untuk membedakannya
dengan caisim). Kailan (Brassica oleracea
kelompok alboglabra ) adalah
sejenis sayuran daun lain yang agak berbeda, karena daunnya lebih tebal dan
lebih cocok menjadi bahan campuran mi goring.Sawi sendok (pacoy atau bok choy) merupakan jenis sayuran daun kerabat sawi yang
mulai dikenal pulah dalam dunia boga Indonesia (Dwi Hartoyo, 2011).
Seorang
geografis indonesia sangat tepat sebagai sentra tanaman sayuran diantaranya
adalahsawi. Ditinjau dari klimatolagis, aspek teknis, aspek ekonomi,dan aspek
sosialnya sangat mendukung, sehingga layak untuk diusahakan di Indonesia yang
beriklim tropis, merupakan modal sumberdadaya alam yang luar biasa dimana aneka
sayuran, buah dan tanaman pangan hingga aneka bungga dapat dibudidayakan
sepanjang tahun. Survey BPS (2000), menunjukan sayuran di Indonesia,
diantaranya bawang merah, kubis, sawi, wortel dan kentang berturut-turut
772818,1.336.410, 484.615, 326.693 dan 977.3459 ton pada total area seluas
291.192 Ha. Selanjutnya survey oleh Direktorat Tanaman sayuran, Hias dan aneka
Tanaman, menunjukkan bahwa kebutuhan berbagai sayuran di 8 pasar swalayan di
Jakarta sekitar 766 ton per bulan,
dimana sekitar 5 % nya adalah sayuran impor. Selama untuk kebutuhan benih sawi
di dalam negeri yang mencapai 100 ton per tahun masih mengandalkan impor karena
komoditas tersebut tidak bisa diproduksi di Indonesia yang beriklim trpis
(Rizky,2002).
Sawi
caisin (Brassica sinensis L.) Termasuk
family Brassicaceae, daunnya panjang,
halus, tidak berbulu, dan tidak berkrop. Sawi mengandung provitamin A dan asam
askorbat yang tinggi.Tumbuh baik di tempatyang berhawa panas maupun berhawa
dingin, sehingga dapat diusahakan dari dataran rendah sampai dataran
tinggi.Biasanya dibudidayakan didaerah ketinggian 100-500 meter dpl, dengan
kondisi tanah gembur, banyak mengandung humus,subur dan drainase baik.Tanaman
sawi terdiri dari dua jenis yaitu sawi putih dan sawi hijau (Anonymous,2009-a).
Sutiyoso (2003), me
nyatakan kebutuhan sayur yang berkualitas semakinbanyak.Masyarakat
menengah ke atas lebih memili membeli sayur di pasar swalayan yang menjadikan
sayuran berkualitas tinggi. Namun kadang kala ketersediaan sayuran belum mampu
memenuhi standar mutu yang ditetapkan pasar swalayan tersebut
.
1.2. Tujuan
(PKL)
Pelaksanaan
Praktek Kerja Lapang (PKL) ini bertujuan untuk mengetahui secara nyata “TEKNIK
BUDIDAYA TANAMAN SAWI” di polybag, Junit pelaksanaan teknis (UPT), pembibitan tanaman Dinas
pertanian kota Surabaya.
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
Sebagian petani ada yang menanam benih sawi hijau secara
langsung tanpa melalui persamaian, tetapi ada pula yang melakukan terlebih
dahulu. Penanaman beni sawi hijau langsung di lapangan pada umunnya menghasilkan
kondisi tanaman yang tumbuh tidak seragam. Akibatnya, jika dilakukan pemanenam
serempakkan menghasilkan kualitas dan kuantitas panen yang relative rendah dan
beragam. Dengan adanya persemaian diharapkan kejadian tersebut dapat
dihindarkan. Dengan persemaian memungkinkan dilakukan seleksi untuk memperoleh tanaman
yang sehat pertumbuhannya, lebih seragam, dan dipersiapkan untuk tahan dengan
kondisi lapang. Tanaman yang tumbuh kecil, lemah, kurus, terserang penyakit,
atau rebah dibuang. Bibit yang terpilih digunakan untuk tanam dilapang. Tanaman
yang direncanakan untuk induk pembibitan harus dipisahkan dari tanaman yang
tidak terpilih. Hal ini penting untuk mencegah terjadinya perkawinan silang,
sedangkan selada dapat melakukan perkawinan mandiri dan silang (Haryanto.2007)
Sawi dapat ditanam didataran tinggi maupun didataran rendah
(5-1.200 m dpl) Ketinggian tempat yang memberikan pertumbuhan optimal pada tanaman
sawi adalah 100-500 m dpl. Namun demikian umumnya sawi diusahakan orang di
dataran rendah. Tahap-tahap persemaian dan penanaman sawi sebagai berikut :
Semai benih sawi dapat wadah datar berisi media tanah dan
pupuk kandang dengan perbandingan 1:1 , jaga kelembapan wadah yang berisi media
semai dengan melakukan penyiraman pada sore hari sehinga air siraman tidak
menguap dan media tetap lembah, pindakan bibit semai kedalam pot perpanen yaitu
setelah daun mulai bermunculah, kurang lebih perjumlah empat helai, media tanam
yang digunakan samadengan mendia yang digunakan dalam persemaian, lakukan
penyiraman secara intensif pada pagi dan sore hari penyiraman di lakukan dengan
menggunakan gembor berlubang halus agar tanaman yang baru dipindahkan tidak
rusak, penyulaman dilakukan jika ada tanaman yang mati atau pertumbuhanya
terganggu. minimal seminggu, setelah tanaman di pindakan ke pot permanen agar
diperoleh pertumbuhan yang serempak dan pemupukan dilakukan kurang lebih 10 hari
setelah dipindah tanamkan.
Oleh karena yang akan di konsumsi adalah daunnya maka pupuk
yang di berikan sebaiknya mengandung nitrongen tinggi. Pupuk yang mengandung
nitrongen tinggi yaitu, pupuk kotoran ayam dengan dosis 200 / g/pot atau pupuk
ompos organis hasil fermentasi (Suhendar. H.2007). Pada tanaman sawi hijau bisa
mengunakan pupuk dasar untuk persemaian berupa pupuk kandang sebanyak 5 kg/m2.
Pupuk dasar untuk areal tanaman berupa pupuk kandang 10-15 ton/ha dan pupuk
urea 60 kg/ha. Pemberiannya dilakukan dengan cara dilurutkan dalam air kemudan
disiram. Umur panen sawi hiijau antara 30-40 hari setelah penanaman. Sawi hijau
dipanen dengan cara mepotong pangkal batangnya atau ada juga dengan cara
dicabut (Primantoro.H. 2007)
Hama dan penyakit pada tanaman sawi seperti ulat tanah cara
mengatasi hama adalah dengan melakukan pencegahan dengan cara tanitasi lahan secara
benar dan bisa mengunakan cara pemberantasan mengunakan insektisida granuler
dengan cara ditaburkan sedikit insektisida disamping pokok tanaman dengan dosis
0,3-0,4g/ tanaman atau 6 kg insektisida granul/ha, jenis granul yang dapat
diaplikasikan diantaranya furadan 3G dan curate 3G. Ulat grayak merupakan
serangga yang berwarna hijau kecoklatan dengan totol-totol hitam disetiap ruas
buku badannya, akibat dari serangga hama inimenyebabkan daun pada tanaman
berlubang. Cara mencengah tibulnya serangga hama ini dengan cara melakukan sanitasi
lahandengan baik dan memasang perangkap kupu-kupu dibeberapa tempat, perangkap
ini dapat dibuat dari botol-botol bekas air mineral yang diolesi dengan produk
semacam lem dengan merek dagang crerryGlue.
Lem ini mengandung hormone
sekspemanggil kupu-kupu, dan cara pemberantasan pada hama ini bisa
menggunakan cara melakukan penyemprotan mengunakan insektisida yang tepat,
insektisida yang dapat digunakan antara lain matador 25 EC, Curacron 500 EC dan
Buldok 25 EC (Sutardji. 2008)
Media tumbuh mempunyai peranan penting dalam memenuhi
berbagai perlakuan kebutuhan hidup tanaman yaitu memberi dukungan mekanik
dengan menjadi tempat berjangkarnya akar, menyediakan ruang untuk pertumbuhan
dan perkembangan akar, serta menyediakan unsur hara untuk respirasi, air dan
hara. Media tumbuh yang umum digunakan dalam Pembibitan adalah tanah lapisan
atas (top soil). Top soil tersusumn atas komposisi alamiah dengan kandungan
mineral yang sangat berguna bagi tanaman. Namun terdapat beberapa kelemahan
daripenggunaan top soil sebagai mediah sapih, diantaranya media sapih lekas
menjadi padat, aerasi kurang baik karena mengandung bahan organik sedikit dan ketersediaan
unsur hara tertentu bagi tanaman yang kurang. Selain itu kelemahan penggunaan
tanah sebagai media bibit adalah banyaknya kandungan pathogen, sehingga sering
dihadapi masalah penyakit. Oleh karena itu diperlukan adanya media tambahan atau media pengganti yang
mempunyai sifat lebih baik untuk pertumbuhan tanaman (Sutardji.2008)
Penggunaan bahan organik seperti serbuk sabut kelapa, serbuk
gergaji, gambut, atau arang sekam padi sebagai media tambahan atau pengganti top
soil diketahui dapat menambah ketersediaan unsur hara di dalam tanah,
memperbaiki struktur tanah, meningkatkan kapasitas tukar kation, memperbesar kemampuan
tanah untuk menahan air, membantu mengurangi toksinitas, ion aluminium,
meningkatkan draenasi dan aerasi tanah serta memperbaiki aktifitas
mikroorganisme tanah. Manfaat penggunaan media organik yang penting lainnya
adalah untuk mencengah semakin berkurangnyna lapisan top soil yang subur dan
mengurangi penggunaan bahan yang dapat merusak tanah (Putri.K.P dan
Nurhasybi.2010)
Sekam merupakan sumber bahan organik yang mudah didapat yang
berpotensi untuk dimanfaatkan sebagai bahan pembawa pupuk hayati. Sekam padi
merupakan bahan organik yang berasal dari limbah pertanian yang menggndung
beberapa unsur penting seperti protein kasar, lemak, serat kasar, karbon,
hidrogen, oksigen dan silica. Hasil analisis media tumbuh inokulan zeolit dan
arang sekam menunjukkan bahwa kandungan C organik zeolit rendah, sedangkan
arang sekam padi tinggi, N total keduanya rendah P dan K total zeolit sangat
tinggi sedangkan arang sekam sangat rendah. Kapasitas tukar kation arang sekam
padi lebih tinggi daripada zeolit. Kemasaman atau pH zeolit agak basa,
sedangkan pH arang sekam padi netral (Nurbaity.A.2011)
Sayuran sawi hijau banyak dikonsumsi masyarakat indonesia
karena banyak mengandung vitamin dan kaya akan serat. Namun dalam budidaya sawi, keterbatasan hara ditanah menjadi
masalah. Salah satu unsur hara yang sangat dibutuhkan tanaman sawi hijau adalah
nitrogen. Nitrogen pada tanaman merupakan unsur hara makro yang penting bagi
pertumbuhan dan perkembangan tanaman, tetapi ketersediaannya dalam tanah
berbatas sebab itu untuk mengatasi kekurangan N pada tanaman, perlu dilakukan
pemupukan. Namun unsur nitrogen yang tersedia untuk tanaman dipengaruhi oleh
berbagai faktor, salah satu faktor adalah gulma. Gulma dapat menurunkan
produksi sawi dan mengakibatkan kualitas sawi jelek.
2.1.
Klasifikasi botani tanaman sawi hijau
Menurut klasifikasi dalam sistematika tumbuhan tanaman sawi
hijau termasuk kedalam :
Divisi : Spermartophyita
Sub division : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Papavorales
Famili : Cruciterae atau Brassicaae
Genus : Brassica
Spesies : Brassica juncea L
(Rukmana, 2003)
2.2. Morfologi
tanaman sawi hijau
1. Akar
Sistem perakaran tanaman sawi hijau yaitu akar tunggang
(radix primaria) menyebar ke semua arah pada kedalaman antara 30-50 cm
(Rukmana, 2003)
2. Batang
Batang tanaman sawi hijau berupa batang yang pendek dan beruas-ruas sehingga hampir tidak
kelihatan (Haryanto, 2001)
3. Daun
Daun tanaman sawi hijau berupa daun yang bersayap,
bertangkai panjang dan bentuknya pipih serta berwarna hijau (Rukmana, 2003)
4. Bunga
Bunga tanaman sawi hijau tersusun dalam tangkai bunga
(inflorescentia) yang tumbuh memanjang (tinggi) dan bercabang banyak tipe
kuntumnya terdiri atas empat helai kelopak, empat helai mahkota bunga yang
berwarna kuning cerah, empat helai benang sari dan satu buah putik yang
berongga dua (Haryanto, 2001)
5. Buah
Buah tanaman sawi hijau berupa buah dengan tipe polong yang
bentuknya memanjang dan berongga tiap buah (polong) berisi 2-8 butir biji sawi
hijau (Rukmana, 2003)
6. Biji
Biji tanaman sawi hijau bentuknya bulat kecil berwarna
coklat atau coklat kehitam-hitaman (Rukmana, 2003)
2.3. Budidaya
tanaman sawi hijau
Cara menanam sawi sesungguhnya tak berbeda jauh dengan budidaya
sayuran pada umumnya. Budidaya konvesional di lahan meliputi proses pengolahan
lahan, penyiapan benih, teknik penanaman, penyediaan pupuk, dan pestisida,
serta pemeliharaan tanaman. Sawi dapat ditanam secara monokultur maupun tumpang
sari. Tanaman yang ditumpangsarikan antara lain : bawang daun, wortel, bayam,
kangkung darat. Sedangkan menanam benih sawi ada yang secara langsung tetapi
ada juga melalui pembibitan terlebih dahulu. Berikut ini akan dibahas teknik
budidaya sawi secara konversional dilahan.
A . Pembenihan
Benih merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan usaha
tani. Benih yang baik akan menghasilkan tanaman yang tumbuh dengan bagus.
Kebutuhan benih sawi untuk setiap hektar lahan tanam sebesar 750 gram. Benih
sawi berbentuk bulat kecil-kecil. Permukaannya licin mengkilap dan agak keras.
Warna kulit benih coklat kehitaman. Benih yang akan kita gunakan harus
mempunyai kualitas yang baik, seandainya beli harus kita perhatikan lama
penyimpanan, varietas, kadar air, suhu dan tempat menyimpannya. Selain itu juga
harus memperhatikan kemasan benih harus utuh. Kemasan yang baik adalah dengan
alumunium foil.
Apabila benih yang kita gunakan dari hasil penanaman kita
harus memperhatikan kualitas benih itu, misalnya tanaman yang akan diambil
sebagai benih harus berumur lebih dari 70 hari. Dan penanaman sawi yang akan
dijadikan benih terpisah dari tanaman sawi yang lain. Juga memperhatikan proses
yang akan dilakukan misalnya dengan dianginkan, tempat penyimpanan dan
diharapkan lama penggunaan benih tidak lebih dari 3 tahun.
B. Pengolahan
tanah
Pengolahan tanah secara umum melakukan pengemburan dengan
pembuatan bedengan. Tahap-tahap pengemburan yaitu pencangkulan untuk
memperbaiki struktur tanah dan sirkulasi udara dan pemberian pupuk dasar untuk
memperbaiki fisik serta kimia tanah yang akan menambah kesuburan lahan yang akan kita gunakan. Tanah
yang hendak digemburkan harus dibersihkan dari berbatuan, rurumputan, semak
atau pepohonan yang tumbuh. Dan bebas dari daerah ternaungi, karena tanaman
sawi suka pada cahaya matahari secara langsung. Sedangkan kedalaman tanah yang
dicangkul sedalam 20-40 cm. Pemberian pupuk organik sangat baik untuk penyiapan
tanah. Sebagai contoh pemberian pupuk kandang yang baik yaitu 10ton/ha. Pupuk
kandang diberikan saat pengemburan agar cepat merata dan bercampurdengan tanah
yang akan kita gunakan. Bila daerah yang mempunyai pH terlalu rendah (asam)
sebaiknya dilakukan pengapuran. Pengapuran ini bertujuan menaikkan derajad
keasam tanah, pengapuran ini dilakukan jauh-jauh sebelum penanaman benih, yaitu
kira-kira 2-4 minggu sebelumnya. Sehingga waktu baik dalam melakukan pengemburan tanah yaitu 2-4
minggu sebelumnya lahan hendak ditanam. Jenis kapuryang digunakan adalah kapur
kalsit (CaC03) atau dolomit (CaMg(C03)2).
C. Pembibitan
Pembibitan dapat dilkukan bersamaan dengan pengolahan tanah
untuk penanaman. Karena lebih efisien dan benih akan lebih cepat berhadaptasi
terhadap lingkungannya. Sedang ukuran bedengan pembibitan yaitu lebar 80-120 cm
dan panjangnya 1-3 meter. Curah hujan lebih dari 200 mm/bulan, tinggi bedengan
20-30 cm. Dua minggu sebelum ditabur benih, bedengan pembibitan ditaburi dengan
pupuk kandang lalu di tambah 20 gram urea, 10 gram TSP, dan 7,5 gran Kcl. Cara
melakukan pembibitan ialah sebagai berikut : benih ditabur, lalu ditutupi tanah
setebal 1-2cm, lalu disiram dengan sprayer, kemudian diamati 3-5 hari benih
akan tumbuh setelah berumur 3-4 minggu sejak disemaikan tanaman dipindakan ke
bedengan.
D. Penanaman
Bedengan dengan ukuran lebar 120 cm dan panjang sesuai
dengan ukuran petak tanah. Tinggi bedeng 20-30 cm dengan jarak antar bedeng 30
cm, seminggu sebelum penanaman dilakukan pemupukan terlebih dahulu yaitu pupuk
kandang 10 ton/ha,TSP 100 kg/ha, Kcl 75 kg/ha. Sedang jarak tanam dalam bedengan
40 x 40 cm, 30 x 30 dan 20 x 20 cm. Pililah bibit yang baik, pindahkan bibit
dengan hati-hati, lalu membuat lubang dengan ukuran 4-8 x 6-10 cm.
Semprot
dengan larutan POC Warung Tani 1 dosis 10ml/lt air, WT Bakterisida dosis 10
ml/lt air, WTTrico/Glio dosis 10ml/lt air.
E. Pemeliharaan
Pertama-tama yang perlu diperhatikan adalah penyiraman, penyiraman
ini tergantung pada musim bila musim penghujan dirasa berlebih maka kita perlu
melakukan pengurangan air yang ada,tetapi sebaliknya bila musim kemarau tiba
kita harus menambah air demi kecukupan tanaman sawi yang kita tanam. Bila tidak
perlu panas penyiraman dilakukan sehari cukup sekali sore atau pagi hari. Penjerangan dilakukan 2 minggu setelah
penanaman. Cara dengan mencabut tanaman yang tumbuh terlalu rapat. Penyuluman
ialah tindakan pengantian tanaman ini dengan tanaman baru. Cara sangat mudah
tanaman yaitu tanaman yang mati atau terserang hama dan penyakit diganti dengan
tanaman yang baru.
Penyiangan
biasanya dilakukan 2-4 kali selama masa pertanaman sawi, disesuikan dengan
kondisi keberadaan gulma pada bedeng penanaman. Biasanya penyiangan dilakukan 1
atau 2 minggu setelah penanaman. Apabila perlu dilakukan pengemburan dan
pengguludan bersamaan dengan penyiangan. Pemupukan tambahan diberikan setelah 3
minggu tanam, yaitu dengan urea 50 kg/ha. Dapat juga dengan satu sendok the
sekitar 25 gram dilarutkan dalam 25 liter air dapat disiramkan untuk 5 m
bedengan
F.
Pemberantasan Hama dan penyakit
1.
Hama.
Dari pengalaman
maspary ada beberapa hama tanaman sawi yang perlu diperhatikan, akan tetapi hama-hama tersebut
mudah dikendalikan. Beberapa hama yang perlu diwaspadai pada budidaya sawi hijau antara lain
Ulat titik tumbuh (Crocidolomia binotalis Zell.). Ulat tritip (Plutella
maculipennis).Siput (Agriolimas sp.).Ulat Thepa javanica.Cacing bulu (cut
worm).
Hama-hama
diatas bisa dikendalikan dengan berbagai insektisida golongan sipermetrin
seperti buldok, matador atau decis. Atau menggunakan insektisida biologi atau
nabati yang ada disekitarnya.
2.
Penyakit
Selain rawan terserang hama tanaman sawi juga mudah terserang penyakit
pada saat musim hujan. Beberapa penyakit yang biasa menyerang tanaman sawi hijau adalah Penyakit
akar pekuk.Bercak daun alternaria. Busuk basah (soft root). Penyakit embun
tepung (downy mildew). Penyakit rebah semai (dumping off). Busuk daun.busuk
Rhizoctonia (bottom root). Bercak daun.Virus mosaik.
Untuk
mengendalikan berbagai penyakit pada tanaman sawi menurut pengalaman maspary
cukup dengan menjaga kondisi kelembaban dan genangan air saja. Jika cuaca curah
hujan tinggi sebaiknya tanaman sawi kita naungi dengan plastik sedangkan jika
kondisi lahan mudah tergenang sebaiknya kita buat guludan yang agak tinggi.
G.
Panen
Dalam hal
pemanenan yang penting sekali diperhatikan umur panen dan cara panennya. Umur
panen sawi paling lama 70 hari. Paling pendek umur 40 hari. Terlebih dahulu
melihat fisik tanaman seperti warna, bentuk dan ukuran daun. Cara panen ada dua
macam yaitu mencabut seluruh tanaman beserta akarnya dan dengan memotong bagian
pangkal batang yang berada diatas tanah dengan pisau tajam.
2.4.
Manfaat / pascapanen tanaman sawi hijau
Sayur-sayuran
tentunya sangat bermanfaat
terhadap tubuh kita selain kaya akan serat
dan vitamin, tentunya juga dapat mencengah berbagai penyakit seperti sayuran
sawi hijau
yang bernama latin Brassicajuncea ini
termasuk kedalam terdapat family (curcifarae) nama local untuk sayuranini
beragam di setiap daerah seperti di daerah kabupaten karo suran ini disebut
dengan sayur manis sawi atau sayur ini merupakan tanaman semusim yang berdaun
lojong, halua dan tidak berbuluh batang tanaman sawi hijau pendek dan langsing
ia mempunyai akar tujanggan dengan banyak akar samping yang pendek ukuran
kuntum bunganya kecil dengan berwarnah hitam kecoklatan serta terdapat dalam kedua
sisididing sekat plong yang gemuk.
Ada dua jenis sawi hijau yang
popular, yaitu sawi hijau dan sawi putih keduanya banyak memiliki manfaat yang
tidak terduga dahulu saat saya masih kecil, ketika saya makan bakso dan mie
ayam, saya sering memingirkan sawi hijau ini, dan malas untuk memakan sekarang
setelah tau khasiatnya, saya menjadi tidak mau menyia-nyiakan sayuran hijau
kaya manfaat ini.
Sawi hijau mampu membantu mencengah
osteoporasi karena kandungan vitamin K dan sawi hijau dapat mengatur protein
tulang dan kalsium di dalam tulang. Kandungan kalsium pada sawi hijau juga
menurut kadar kolesterol dan mencengah diabetes mellitus sawi hijau juga
mengandung niasin yang berfungsi memperkecil proses aterosklerosis dan akhirnya
menurunkan kemungkinan terjadinya seranga jantung sawi hijau juga dapat menjaga
kornea agar mata selalu sehat dengan adanya vitamin A membuat sel epitel akan
mengeluarkan kratin yaitu protein yang tidak larut dalam air.
2.5. Penanganan pasca panen
Pasca panen tanaman yang baru dipanen, ditempatkan tempat yang teduh
agar tidak cepat laju dengan cara diperciki air selanjutnya lakukan sortasi untuk
memisahkan bagian tanaman yang tua busuk atau, sakit penyimpanan bisa
mengunakan wadah berupa keranjang bambu, plastic, atau karton yang
berlubang-lubang menjaga sirkulasi udarah pasca panen sawi hijau yang perlu
diperhatikan adalah :
1. Pencucian dan pembuangan kotoran.
2. Sortasi.
3. Pengemasan.
4. Penyimpanan.
5. Pengolahan.
BAB III
METODE
PELAKSANAAN PKL
3.1. Tempat dan waktu Pelaksanaan
Praktek kerja lapangan (PKL),ini dilakukan unit pelaksanaan
teknis (UPT) pebibitan tanaman di dinas prtanian kota Surabaya. Pelaksanaan dimulai
pada bulan September sampai dengan nopember 2016.
3.2. Teknis
Penelitian
Teknis pelaksanaan dalam praktek kerja lapangan (PKL) ini adalah pelaksanaan deskriptis,
yaitu pelaksanaan yang dilakukan budidaya tanaman sawi oleh unit pelaksanaaan teknis
(UPT) di dinas pertanian kota Surabaya.
3.3. Metode Pengambilan
Data
Metode yang digunakan untuk pengambilan data dalam pelaksanaan
praktek kerja lapangan ini antara lain adalah :
·
Observasi yaitu mengamati
secara langsung dilapangan
·
Wawancara yaitu dengan
melakukan wawancara kepada;
Karyawan / petugas di dinas pertanian Kota Surabaya.
·
Mengumpulkan informasih
dari buku atau perpustakaan
IV.
KEADAAN UMUM DAERAH
4.1. LetakdanTopografi
Secara administrative kebun pebibitan Unit Pelaksanaan
Teknis (UPT) Dinas Pertanian Kota Surabaya tersebut terletak di Jl. Pagesangan
II-56 Kelurahan pagesang an, Kecamatan Gayungan,
Kota madya Surabaya, Propinsi JawaTimur.
Kebun pebibitan tersebut berbatasan dengan wilayah kelurahan
– wilayah kelurahan sebaga iberikut :
Sebelah
Utara :Kelurahan Jambangan
Sebelah
Selata :Kelurahan Dukuh Menanggal
Sebelah
Barat :Kelurahan Karah
Sebelah
Timur :Kelurahan Ketintang
Secara topografi Kebun Pmebibitan UPT Pertanian Kota
Surabaya ini merupakan daerah datar dengan ketinggian tempat kurang lebih 1-3
meter diatas permukaan laut dan berada di bagian selatan Kota Surabaya.
Kemeringan
lereng di kota Surabaya dikategorikan menjadi dua, yaitu datar (0-
8%
danlandai (8-15%). Secara umum kota Surabaya didominasi kelas kemeringan lereng
datar (0-8%) sebesar 79% dan 21% dengan kelas kemeringan lereng landai (8-15%)
dari total luasan wilayah Surabaya (Dinas Pertanian Kota Surabaya, 2010).
4.2
Iklimdan Tanah
Kebun UPT Pembibitan Dinas Pertanian Kota Surabaya
terletak pada ketinggian kurang lebih 3 (tiga) meter diatas permukaan laut dengan
iklim tropis daerah pesisir pantai, sehinggah temperature cenderung panas berkisar
antara 24°C-34°C. Surabaya beriklim tropis dengan perbedaan musim kemarau dan musim
penghujan yang sangat signifikan.
Kondisi geofisik kawasan Kota Surabaya terletak di dataran rendah dan sebagian besar memiliki jenis tanah
alluvial. Jenis alluvial ini dapan dari lumpur sungai yang menjadikan tanah bersifa tsubur dan cocok untuk
pertanian. Topografinya memiliki ketinggian tanah yang datar yaitu berkisar antara 0-20 meter diatas permukaan laut. Ada tiga sungai
utama yang menpunyai peran penting dan ditunjang adanya beberapa waduk dan telaga
di Kecamatan Kota Surabaya, yaitu Kali Mas, Kali Surabaya, dan Kali Jagir.
Curah hujan merupakan unsur yang sangat berpengaruh terhadap
ketersediaan air dan pertumbuhan tanaman.Secara umum Kota Surabaya beriklim tropis
yang ditandai oleh dua musim, yaitu musim kemarau dan musim penghujan, seperti bagian
wilayah lain di Indonesia yang berada di selatan garis Katulistiwa. Ik;lim di
daerah ini dipengaruhi oleh perbedaan yang signifikan antara musim hujan dan kemarau.
Kriteria Bulan Basah dan BulanKering (sesuai dengan
criteria Mohr) Bulan Basah yaitu bulan dengan curah hujan > 100 mm, Bulan Lembab
yaitu bulan dengan curah hujan antara 6 – 100 mm, dan Bulan Kering yaitu bulan dengan
curah hujan< 60 mm. Berdasarkan grafik stasiun BMKG Juanda, pada tahun 2013,
Bulan Basah (BB) terjad iselama bulan Januari, Februari, maret, April, Mei,
Juni, Desember, sedangkan Bulan Kering
(BK) terjadi selama bulan Juli, Agustus, September, Oktober, dan November,
sedangkan pada tahun 2014, Bulan Basah (BB)
terjadi selama bulan Januari, Februari, Maret, April, Mei, Juli,
September, Oktober, November, dan Desember, dimana Bulan Lembab (BL) terjadi hanya
pada bulan Juni serta Bulan Kering (BK) terjadi hanya pada bulan Agustus.
4.3 KebunPembibitan UPT DinasPertanian Kota Surabaya
Luas wilayah kantor dan kebun pembibitan Unit
Pelaksana Teknis (UPI) kota Surabaya kurang lebih lima (5) hektar, yang terbagi
kurang lebih dua (2) hektar kebun pembibitan Tanaman, satu (1) hektar pembibitan
dan percontohan peternakan dan perikanan, setengah (0,5) hektar areal bangunan perkantoran
dan laboratorium, setengah (0,5) hektar Gren House (Rumah Kaca) dan (1) hektar lebih
kebun percontohan Mini Agro.
Kebun Mini Agro difungsikan sebagai sarana pembelajaran
(edukatif) bagi seluruh masyarakat Surabaya ataupun daerah kota kabupaten lainnya,
di Mini Agro, diajarkan bagimana cara bercocok tanam, beternak, budidaya perikanan
darat yang baik benar dan praktis serta dengan biaya yang efisien (menguntungkan)
dan se-efektif (tepatguna) mungkin.
Di kebun pembibitan UPT Dinas pertanian kota Surabaya,
jug amelakukan pengembangan kultur jaringan untuk beberapa tanaman Hortikultura,
seperti tanaman pisang, anggrek dan lain-lain. Disamping itu, tugas pokoku tamanya,
yaitu melakukan pembinaan, pengembangan, penyuluhan dan bantuan baik dibidang ilmu
pengetahuan dan rekayasa maupun teknis pada beberapa kelompok tani dan kelompok
masyarakat lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Anonymous, 2009 Budidaya Sawi Semi Organik. Dalam http// Jambi.litbag. deptan.go.id .Balai pengkajian pertanian Jambi
Anom, Edison. 2008. Efek pemberian tricho.-kompos jerami padi terthadap Pertumbuhan produksi sawi hijau (Brassica junce L.) SAGU Vol. 7 N0.2 : Hal. 7- 12.
Anonymous, 2007. Budidaya sawi dalam http.//id.search.yahoo.com/search.
Anwar, Aswaldiet al.2005. Pembenian sayuran di Indonesia: kondisi terkini dan prospek
Arief, 1990. Hortikultura. Tanaman buah dan sayuran . Andi offset. Yogyakarta. 95 Hal.
Bisnis benih sayuran, Indonesia Vegetable Seeds: Bul. Agron.Vol.33 N0.1 :Hal 38-47.
Hanolo, 1995. Tanggapan selada dan sawi terhadap dosis dan cara pemberian pupuk hijau Cair jurnal agrotropika vol. (1); 25-29
Harjadi, S.S 1996. Pengantar Agronomi. PT Gramedia pustaka utama : Jakarta
Haryanto, Eko dkk. 1995.sawi dan selada. Penebar swadaya: Jakarta.
Herman S, et all. 2008. Kapasiutas petani dalam mewujudkan keberhasilan usaha pertanian:
Kasus petani satyur di Kabupten Pasuruan dan Kabupaten Malang Provinsi Jawa Timur Iurnal penyuluhan Vol. 4 No. 1: Hal. 11-20.
Karida, ketut I. 2000. Bercocok tanaman sawi. Gramedia: Jakarta. Rahardi, F. 2014. Agribisnis tanaman sayur. Penebar swadaya: Jakarta.
Pimantaro, H. 1996. Memupuk tanaman buah. Cetaka I. penebar swadaya. Jakarta.
Rukmana, R.H.1994. Bercocok tanaman Pai Tsai dan sawi, Kanisius Jakarta. 15 Hal.
Sri Setyati, H. 2002. Pengantar agronomi. PT Gramedia pustaka utama. Jakarta.